Selasa, 21 Juli 2015

CARA BERTANAM TERONG

Budidaya Terong - Dari Persemaian Sampai Panen.
Persyaratan Tumbuh Terong :

Tipe Tanah            : tekstur tanah lempung sampai lempung berpasir yang mengandung bahan organik dan topsoil tebal. pH tanah optimum  : 5,5 - 5,8.

Ketinggian Tempat  : 100 - 800 m dpl
Syarat Lain             : drainase air lancar, terbuka sinar matahari, bukan bekas tanaman terong atau familinya ( seperti cabai, tomat, dan tembakau ).



Contoh Varietas Terong :

Mustang F-1
Warna buah ungu mengilap, daging putih bersih, dan rasa manis. Buah berukuran panjang 15 - 20 cm dan diameter 5 - 7 cm. Bobot rata-rata 150 - 200 gram per buah. Toleran terhadap layu dan busuk batang. Buah sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 45 -55 HST. Potensi produksi 90 - 100 ton/ha.
Sembrani
Bentuk buah bulat memanjang, lurus, dan berwarna ungu. Buah keras dengan rasa manis. Buah memiliki ukuran panjang 20 - 22 cm dan diameter 4 - 5 cm. Bobot rata-rata 100 - 110 gram perbuah. Tanaman ini toleran terhadap layu bakteri dan busuk buah. Buah sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 50 - 60 HST. Potensi produuksi 60 - 90 ton/ha.
Fortuna F-1
Bentuk buah bulat kecil, tetapi panjang. Warna buah hijau muda. Buah memiliki ukuran panjang 15 - 20 cm dan diameter 3,5 - 5 cm. Bobot rata-rata gram perbuah. Buah sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 50 - 60 HST. Potensi produksi 90 - 100 ton/ha.

Persemaian Terong :

Kebutuhan benih per hektare sebanyak 130 - 150 gram.
Siapkan media semai berupa tanah steril dua bagian dan pupuk kandang satu bagian. Gunakan pupuk kandang dari kotoran kambing atau sapi yang sudah matang.
Lakukan penyemaian dengan tahapan sebagai berikut.
  1. Ayak tanah dan pupuk kandang menggunakan ayakan pasir, kemudian aduk rata.
  2. Siapkan polibag ukuran 6 cm X 10 cm yang sudah di lubangi kedua pojok dasarnya.
  3. Siapkan tempat persemaian berupa bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 15 cm, dan panjang disesuaikan kebutuhan. Sebagai patokan lahan seluas 1 m2 bisa menampung 400 - 500 polibag. Lokasi persemaian harus terbuka atau tersinari oleh matahari.
  4. Masukkan media semai ke dalam polibag hingga setengah volumenya, lalu tekan hingga agak memadat. Masukka kembali media semai hingga penuh. Susun polibag tersebut secara rapi dan rapat di persemaian yang sudah di siapkan. Kebutuhan polibag untuk satu hektare lahan adalah 20.000 - 21.000 buah.
  5. Sehari sebelum penanaman benih, siram media semai menggunakan larutan how harver silver dengan dosis 1 ml/l.
  6. Rendam benih selama enam jam. setelah itu, tiriskan dan bungkus menggunakan kain katun lembap.
  7. Peram bungkusan benih selama 18 jam dengan cara menyimpannya di tempat hangat atau di kotak karton yang di beri lampu pijar 15 watt agar temperatur di dalamnya terkondisikan 30o C- 32o C.
  8. Buat lubang tanam di tengah media polibag menggunakan ujung jari, lalau masukkan benih satu persatu. timbun tipis dengan sisa media setebal 0,5 cm.
  9. Siram dengan air bersih menggunakan Hand sprayer atau gembor halus dengan hati-hati, agar benih yang di tanam tidak berantakan.
  10. Tutup permukaan media polibag menggunakan katung, daun pisang, atau plastik agar tercipta suhu media yang hangat, sekaligus menekan penguapan air dari media semai. Lakukan penutupan ini selama 4 - 5 hari atau sampai benih bekecambah.
Lakukan perawatan persemaian dengan cara sebagai berikut.
  1. Setelah penutup persemaian di buka tentu terjadi penguapan air dari media semai. Lakukan penyiraman rutin setiap hari agar kelembapan media semai stabil.
  2. Pada saat bibit berumur 14 hari, lakukan penyiraman menggunakan larutan How Harvet silver dengan dosis 2 ml/l air.
  3. Jika di temukan penyakit rebah bibit ( dumping off ) segera semprot dengan Previcur n dan how harvet silver.
  4. Rawat persemaian selama 18 - 20 hari atau bibit sudah memilikidaun sejati sebanyak 3 - 4 helai.

Penanaman Terong :

Penyaiapan Lahan
  • Bersihkan lahan dari gulma dan semak penganggu.
  • Taburkan kapur pertanian jika pH tanah kurang dari 5,0. Untuk menaikkan 1 point pH tanah di perlukan 2 ton /ha.
  • Lakukan pembajakan atau pencangkulan lahan.
  • Buat bedengan sederhana dahuku, dengan ukuran lebar bedengan 110 cm dan tinggi selokan 50 - 60 cm, dan tinggi bedengan 15 - 20 cm.
  • Tentukan kebutuhan pupuk dengan standar dosis untuk satu hektare lahan .

Penanaman Bibit
  • Sebelum tanam, lakukan penyiraman bibit sampai media polibag lembab hingga ke bagian dasar polibag.
  • Pada sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak, congkel tanah di bagian lubang tanam sedalam 8 - 10 cm.
  • Lepaskan bibit beserta media perakarannya dengan hati-hati agar tidak pecah dan perakarannya tidak putus. Caranya, remas polibag denga tekanan ringan agar media sedikit memadat. Lepaskan dengan cara menarik bibit dari kantong plastik polibag dengan hati-hati.
  • Tanam bibit tanpa plastik polibag satu persatu sebatas 1 - 2 cm di bawah daun lembaga.
  • Jika masih berongga, timbun dengan tanah di sekitarnya dan sedikit di padatkan.
  • Lakukan penyiraman untuk mempercepat tanaman bveradaptasi dengan lingkungan barunya.

Pemupukan Susulan Terong :

  • Pada umur 4 - 5 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Silver dengan takaran 10 ml/ 14 liter air. Aplikasikan Di tanaman Terong.
  • Pada umur 10  HST, lakukan pemupukan menggunakan larutan NPK dengan dosis 5 g/l air. Aplikasikan di lubang tanam sekitar pokok tanaman . setiap tanaman memperoleh sekitar 200 ml larutan NPK.
  • Pada umur 25 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Plus dengan takaran 15 ml/ 14 liter air. Aplikasikan pada tanaman dengan menggunakan Hand sprayer.
  • Pada umur 40 - 45 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Gold dengan Dosis 15 ml/14 liter air .
  • jika pada saat produksi di jumpai banyak buah yang bengkok dan bentuknya abnormal, lakukan pemupukan kimia susulan menggunakan urea 100 kg/ha. Aplikasikan di samping tanaman dengan jarak 15 - 20 cm dari pokok tanaman.

Pemeliharaan Tanaman Terong :

Pemangkasan (Prunning) cabang
Jika banyak percabangan yang tumbuh dari ketiak daun, lakukan pemangkasan. Pilih dua atau tiga cabang produktif yang tumbuh paling besar dan sehat. Dari cabang yang tidak terpilih, pangkas bagian pucuknya saja, tidak dari pangkalnya. Tujuannya agar memberi kesempatan kepada akar untuk tumbuh luas dan persiapan perkembangan produktif.
Pemasangan Ajir Penopang
  • Fitrah tanaman timun sebernarnya menjalar di permukaan tanah. Namun, karena menginginkan permukaan kulit buahnya mulus dengan warna yang tidak belang, maka di perlukan ajir penopang buah mentimun menggantung
  • Lakukan pemasangnan ajir ketika tanaman berumur 3 - 7 HST agar tidak melukai akarnya.
  • Siapkan ajir dari bilah bambu dengan panjang 225 - 250 cm dan lebar 3 4 cm.
  • Tancapkan ajir di samping tanaman, sekitar 7 - 10 cm dari pangkal tanaman, dengan posisi miring ke dalam bedengan hingga bersilang di bagian ujung ajir tanaman di depannya. Di titik persilangan di beri galar bilah bambu yang menghubungkan persilangan satu dengan lainnya di sepanjang bedengan. Setelah itu, ikat menggunakan tali rafia tepat di titik persilangan ajir agar lebih kokoh.
Pengikatan Tanaman
Agar tanaman merambat di ajir, ikatkan tanaman pada ajir dengan menggunakan tali ravia. Lakukan pengikatan ini bersamaan dengan pertumbuhan tanaman ke atas, setiap 25 - 30 cm panjang batang.
Sanitasi Lahan
Salah satu penghambat produksi mentimun adalah adanya penyakit yang lebih dominan dari pada hama. Karena itu, lakukan penyiangan rumput dan gulma di sekitar tanaman secara rutin terutama jika teknik penanaman tanpa menggunakan mulsa plastik hitam perak untuk mencegah perkembangan penyakit.
Pengairan
  • Mentimun termasuk buah yang berair. Karena tanaman timun menghasilkan buah dari batang bagian bawah sampai ke atas, maka di perlukan kondisi tanah yang lembab dan stabil. Karena itu, lakukan penyiraman secara teratur, terutama pada musim kemarau, untuk menciptakan kelembapan tanah yang ideal.]
  • Sebaliknya, perakaran mentimun sangat sensitif terhadap kelembapan tanah yang terlalu tinggi. karena itu, lakukan perbaikan saluran drainase ketika penanamannya dilakukan pada musim hujan. Tujuannya, agar air hujan tidak sempat menggenang di dalam selokan.

Hama dan Penyakit Dominan pada Tanaman Terong :

HAMA ULAT
1. Ulat Perusak Daun
Ulat perusak daun bisa berupa Spodotera litura atau Plusia chalcites. Spodoptera litura di sebut juga ulat grayak. Ulat ini memakan daun sampai ke ujung daunnya. Tubuhnya berwarna hijau tua kebiruan dan hijau tua kecoklatan dengan totol - totol hitam di setiap ruas badannya. Pusia chalcites juga pemakan daun, tetapi suka berpindah pindah dari satu daun ke daun yang lainnya sehingga daun berlubang lubang. Warna tubuhnya hijau cerah.
Pencegahan :
  • Lakukan sanitasi lahan secara teratur.
  • Pasang perangkap kupu-kupu dengan membalurkan lem perangkap, seperti Cherry Glue dan Glumon ke botol bekas air mineral atau potongan pipa PVC.
Pemberantasan :
  • Jika tampak telur-telur yang menempel bergerombol di balik daun, langsung ambil, lalu remas dan kubur.
  • Lakukan penyemprotan insektisida jika sudah di jumpai serangan ulat ini.
  • Insektisida yang bisa di gunakan di antaranya Prevaton 250 SC, Ampligo 150 sc, Matador 25 EC, Curacron 500 EC, dan Dupont Lanate 40 WP. Gunakan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan.
2. Ulat Penggerek Batang
Ulat yang suka menggerek batang terung adalah Meruca testuatif. Ulat ini suka menggerek batang terung yangb masih muda dengan cara melubangi batang dan masuk memakan jaringan batang di dalmnya. Keberadaan ulat ini bisa di ketahui dengan adanya kotoran yang mengumpul di samping lubang.
Pencegahan :
  • lakukan sanitasi lahan dengan baik dan benar.
  • Pasang perangkap kupu - kupu di beberapa tempat untuk menekan perkembangannya.
Pemberantasan :
  • Teliti keberadaan telur kupu-kupu di balik daun, petik daun tersebut lalu gerus dan kubur.
  • Lakukan penyemprotan insektisida yang tepat, terutama di lokasi yang tanamannnya terkena serangan.
  • Beberapa insektisida yang bisa di gunakan di antarannya Fastac 15 EC, Prevaton 250 SC, Buldok 25 EC, Sumo 50 EC. Gunakan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan.
3. Ulat Penggerek Buah
Ulat yang suka menggerek bagiab buah terung adalah Earias sp. Ulat ini berwarna cokelat suka memakan kulit buah, sehingga menimbulkan lubang dangkal di beberapa tempat. Ulat ini juga sering memakan daging buahnya dengan cara melubangi buah.
Pencegahan :
  • Lakukan sanitasi lahan dengan benar dan secara rutin.
  • Psang beberapa pernagkap kupu di beberapa tempat.
Pemberantasan :
  • Jika di temukan telur kupu-kupu di balik daun, petik daun tersebut, lalu gerus dan kubur.
  • Jika sudah di temukan serangan, semprotkan insektisida yang tepat untuk ulat ini.
  • Beberapa insektisida yang bisa di gunakan di antarannya Descis 2,5 EC, Prevaton 250 SC, Ampligo 150 SC, Lanate 40 WP, dan Sumo 50 EC. Gunakan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan.
TRHIPS DAN APHIDS
Thrips sp. dan Myzus persicae ( Kutu daun aphids ) termasuk hama penghisap cairan tanaman. Trhips sp. berupa kutu kecil dengan ukuran panjang 1 - 1,5 mm. Warnannya kuning keemasan hingga cokelat kehijauan. Serangannya ,enyebabkan pucuk tanaman mengeriting, buah bercak-bercak cokelat dengan bentuk abnormal. Sementara itu, aphids berupa kutu berbentuk bulat telur dengan panjang 2 - 3 mm. Warnanya kuning keemasan hingga cokelat kehijauan. Serangnnya menyebabkan daun keras menggulung ke dalam sehingga mengganggu proses fotosintesis.
Pencegahan :
  • Hindarkan menanam berdekatan dengan tanaman terung atau tanaman satu famili yanag sudah tua serta memiliki gejala serangan hama ini.
  • Gunakan mulsa plastik hitam perak.
  • Pasang perangkap Thrips di beberapa tempat, yaitu berupa kerts kuning yang di lapisi lem yang mengandung hormon seks pemanggil Thrips sp.
Pemberantasan :
  • Teliti bagian kelopak bunga, pucuk daun, dan permukaan daun bagian bawah. JIka di temukan hama ini, segera semprotkan insektisida yang tepat sasaran.
  • Insektisida yang bisa di guanakan di antaranya Agrimec 18 EC, caleb-tin 18 EC, Catez 18 Ec, Demolish 18 EC , dan Pemekar Daun. Gunakan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan.
PENYAKIT EMBUN TEPUNG
Penyakit embun toung di sebabkan oleh Erysiphe sp. pada cuaca panas tetapi kelembapan tinggi, tanaman ini sering meyerang tanaman terung. Gejala awal di tandai dengan adanya becak Kuning yang mengikuti tulang daun. Di balik daun terdapat serbuk putih seperti tepung. Jika tidak segera di atasi, penyebaran penyakit akan sangat cepat hingga akhirnya daun menguning, kering dan rontok.
Pencegahan :
  • Lakuka sanitasi lingkungan dengan benar.
  • Perbaiki saluran drainase, terutama pada musim hujan.
  • Hindarkan menanam berdekatan dengan tanaman tua yang terserang penyakit ini.
Pemberantasan :
  • Jika gejala awal sudah tampak, segera lakukan penyemprotan fungisida yang tepat sasaran.
  • Fungisida yang di gunakan di antaranya Dakonil 75 WP, Prvicur N 722 SL, Detazeb 80 WP,Dupont Equation 64 WP, dan Chocrick 25 WP. Gunakan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan.

PENYAKIT BUSUK DAUN, BATANG, DAN BUAH
Penyakit ini disebabkan oleh Phytoptora infestans dan Septoria lycopersici. Seperti penyakit lain, pada temperatur dan kelembapan tinggi - musim hhujan yang sering panas tiba-tiba, Penyakit ini sering menyerang tanaman pada serangan awal menimbukan gejala di antaranya bagian tanaman tampak seperti tersiram air panas. Kemudian melebarberwarna cokelat dan membusuk. Jika menyerang batang cabang akan menyebabkan layu di bagian cabang yang terserang.
Pencegahan :
  • Lakukan sanitasi lingkungan denganbenar.
  • Perbaiki drainase air, terutama pada musim hujan.
  • Hindarkan menanam berdekatan dengan tanaman tua yang terserang penyakit ini.
Pemberantasan :
  • Segera semprotkan fungisida yang tepat jika di temukan gejala penyakit ini.
  • Beberapa fungisida yang bisa di guanakan di antaranya Dakonil 75 WP, previcur N 722 SL, Topsin M 70 WP, Topsindo 70 WP. Gunakan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan.
PENYAKIT LAYU
Penyakit layu di sebabkan oleh Fusarium sp. Sama halnya dengan tanaman cabai dn tomat, layu Fusarium juga sering meyerang tanaman terung. Gejalanya sama, mula-mula tanaman layu hanya pada siang hari samapai beberapa hari. Sebaliknya, pada pagi hari kondisinya segar kembali setelah beberapa hari, layu tersebuat akan permanen.
Pencegahan :
  • Teliti riwayat tanah sebelum menanam. Minimum tiga musim ke belaklang, lahan tersebut bukan bekas penanaman terung dan tanaman sefamilinya, terutama yang pernah terserang penyakit layu.
  • Drainase harus tetap terjaga.
Pemberantasan :
  • Cabut tanaman yang layu, lalau bakar dan buang jauh dari lokasi penanaman. Pada posisi bekas tanam, tiga tanaman di sebelah kiri dan kanannya, serta lima tanaman di depannya harus di siram larutan fungisid yang tepat.
  • Funisida yang tepat di gunakan di antaranya Ridomil Gold MZ 4/64 WP dengan dosis 0,5 g/lair. siramkan larutan fungisida ini sebanyak 500 l per tanaman.

Panen dan Pascapanen Terong :

Pada umunya terung sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 50 - 60 HST.
Lakukan pemanenan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau tajam atau gunting stek, karena tangkai buah terung tergolong liat dan berkayu.
Ukuran Buah yang di panen tergantung permintaan, terutama untuk pasar supermarket. Kriteria buah terung sangat sederhana, yaitu :
  • Bentuk lurus
  • Kulit mulus dan masih muda, sehingga jika di belah bijinya masih putih dan belum keras
  • Ukuran disesuaiakan dengan permintaan pasar.
Kulit buah terung sagat lembut, sedangkan ujung tangkai buah keras berkayu, karena itu setekah pemanenan perlu memperhatikan proses penanganannya.
  • Ratakan ujung tangkai dan potong maksimum 0,5 cm dari pangkal kelopak buah menggunakan pisau tajam.
  • Susun buah terung di dalam noks plastik berkapasitas 20 kg atau 410 kg dengan susunana yang rapi dan teratur. Buah disusun searah, yaitu bagian ujung ketemu ujung dan bagian tangkai buah bertemu tangkai buah. Tujuannya agar tidak saling melukai kulit buah.
  • Jika tidak segera di pasarkan, semprot buah menggunakan air bersih beberapa kali untuk mempertahankan kesegarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar