Jumat, 16 November 2012

BUDIDAYA IKAN LELE DALAM TERPAL

Budidaya lele tidak memerlukan cara perawatan yang rumit. Tidak perlu menggali tanah atau membuat kolam dan tidak perlu membuat kolam dari beton, tapi cukup menggunakan terpal atau deklit. Tapi kalo mau permanen bisa dengan menggali tanah atau membuat kolam dari beton.
Menggunakan terpal atau deklit memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah berbiaya murah, praktis, mudah dibuat, dan mudah dipindakahkan kemanapun kita mau, serta proses memanen pun menjadi sangat mudah. Sedangkan kelemahannya adalah tidak tahan lama –terpal yang kualitasnya bagus bisa bertahan lebih dari 3 tahun, jika bocor akan cukup menyulitkan, dan berpeluang robek.
Untuk yang bermodal kecil dan sedang ingin belajar, pilihan menggunakan terpal saya kira cukup tepat.
Untuk memilahara 1000 ekor lele cukup menggunakan terpal berukuran 4×6 meter. Terpal ukuran ini bisa dibuat menjadi kolam berukuran 2×3 meter. Ukuran 2×3 dengan ketebalan air 80 Cm adalah ukuran ideal untuk 1000 ekor lele. Terpal ditekuk-tekuk sedemikian rupa agar menyerupai kolam beton di atas tanah.
Pojok-pojok atau di sekiling kolam bisa disangga dengan kayu atau bambu. Pengalaman saya, disangga dengan batang pohon kapas atau randu lebih baik. Selain kuat, batang pohon randu ini bisa tumbuh sehingga tidak busuk, awet.
Setelah kolam jadi, siapkan medianya. Oya… sebaiknya sebelum terpal baru digunakan, direndam dulu dalam air atau dicuci dengan bersih agar bahan-bahan kimia yang terkandung dalam terpal bisa terkurangi.

Kunci kesuksesan pemeliharaan ikan apapun, termasuk lele, adalah penyiapan medianya. Semakin bagus medianya maka akan semakin baik pula hasilnya. Media layaknya rumah bagi ikan-ikan ini. Media yang dimaksud di sini adalah air. Lele tidak perlu air mengalir seperti ikan-ikan lainnya sehingga memudahkan bagi kita yang berada di daerah yang persedian airnya sedikit.
Isilah kolam dengan air setinggi 15-20 Cm. Kemudian, taburkanlah pupuk kandang atau kotoran sapi setengah matang pada kolam setebal 5 – 10 cm. Kemudian tebarkan juga batang pisang atau debog dalam bahasa Jawa dan Bali. Batang pisang dipotong-potong dan tebarkan di kolam ini juga. Getah batang pisang setau saya baik untuk membunuh bakteri-bakteri yang merugikan. Taburkan juga daun-daun yang mudah busuk. Bisa juga ditambahkan serabut kelapa dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Biarkanlah selama 1 sampai 2 minggu. Air akan berwana kecoklatan bahkan sampai warna kehijauan. Warna air hijau menunjukan air sudah siap untuk dijadikan media. Mikroorganisme sudah hidup subur dalam air ini yang dibutuhkan oleh lele.
Jika ingin hasil yang lebih cepat, bisa menggunakan larutan EM (effective microorganism) yang dapat dibeli dengan mudah di toko-toko tani atau bisa juga dengan membuat sendiri. Tapi hati-hati dengan nyamuk yang berkembang biak pada air yang menggenang dalam kolam selama 1 – 2 minggu ini. Lepaskanlah ikan-ikan kecil pada kolam untuk memakan jentik nyamuk. Bisa juga menggunakan lele-lele kecil berjumlah 10 ekor untuk mengontrol jentik nyamuk.
Setelah media siap, tambahkan air sumur pada kolam sampai ketebalan 80 cm. Sebaiknya hindari penggunaan air kran atau PDAM, karena mengandung kaporit yang kurang baik untuk lele dan mikroorganisme yang tumbuh dalam kolam. Jika air tidak tersedia cukup banyak, cukup diisi 40 cm dulu, dan ditambahi sedikit demi sedikit seiring perkembangan lele. Jika medianya baik maka bisa menekan kematian lele sampai di bawah 5%.
Taburkan bibit lele yang berukuran 2 – 5, tapi jangan keburu ditaburkan. Biasanya bibit berada dalam kantong plastik yang berisi air. Taruh kantong plastik itu di atas air kolam, agar ada penyesuain suhu dan lele tidak stres. Penebaran benih dilakukan pagi atau sore hari, dimana suhu permukaan kolam tidak terlalu berbeda jauh dengan suhu di dasar kolam.
Pakan lele banyak tersedia di toko-toko. Untuk pakan buatan sendiri, saya belum berani menuliskannya di sini karena belum berhasil 100%. Sehingga mau tidak mau kita ketergantungan dengan pakan pabrikan. wuih… sangat tidak menyenangkan.

Pemberian pakan dilakukan pagi hari dan petang hari, dimana biasanya lele sedang memiliki nafsu makan yang tinggi. Jumlah pakan sesuaikan dengan barat badan, yaitu 5% dari total berat badan seluruh populasi kolam. Kalo saya biasanya tidak ambil pusing dengan 5%, tapi pemberian pakan dilihat dari perilaku lele. Berikan sedikit demi sedikit pakan, lihat perilaku lele. Jika buas memangsa pakan, maka berikan sedikit lagi, sampai cara memakannya tidak terlalu buas. Jangan terlalu banyak memberikan pakan karena bisa membuat lele menjadi kembung dan mati.
Idealnya pada siang hari juga diberi pakan, namun pakan yang banyak berarti ongkos produksi juga besar. Maka sebaiknya disiasati dengan memberikan pakan tambahan pada siang hari. Misalnya memberikan ayam mati yang digantung di permukaan kolam agar sisa-sisa ayam yang tidak termakan bisa kita buang dan tidak menjadi sampah di kolam. Bisa juga memberikan cacing dan katul, atau memberikan keong mas, atau makanan tambahan lainnya yang tidak perlu membeli.
Lele akan siap panen dalam umur 2 – 3 bulan, dengan ukuran 8 – 12 ekor per kilogram. Tapi tanyakan pembeli atau pedagangnya, mereka meminta yang ukuran berapa. Lele yang besar cenderung tidak laku di pasaran, namun laku di pemancingan.

keunggulan budidaya ikan lele dalam terpal salah satunya adalah murah biaya dan praktis. Sebenarnya kolam yang paling baik untuk budidaya ikan lele atau ikan yang lain adalah kolam dari tanah. Namun jika tak memiliki lahan yang cukup atau cocok maka alternatif lain  yang lebih simple dan mudah adalah kolam terpal. Adapun keunggulan pemakaian kolam terpal adalah sbb:
  • Dapat diterapkan di lahan terbatas
  • Dapat diterapkan di lahan atau tanah yang porous (tanah yang menyerap air) atau berpasir
  • Biaya investasi murah
  • Dapat diterapkan di daerah sulit air
  • Pembuatannya praktis
  • Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal tidak berbau lumpur
  • Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal jarang diserang penyakit
  • Kelangsungan hidup (Survival Rate) ikan lele yang dipelihara di kolam terpal lebih tinggi, bisa mencapai 95%
Itulah diantara keunggulan memilih kolam terpal dalam pembudidayaan lele sangkuriang.
Kolam terpal dapat diterapkan untuk pembenihan, pemijahan dan pembesaran hingga menghasilkan lele konsumsi. Budidaya ikan lele di kolam terpal merupakan peluang usaha bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja  dan menyediakan protein ikan yang pada akhirnya menggerakan ekonomi di suatu kawasan.

Model Bisnis Budi Daya Lele Sangkuriang


Bisnis Budi Daya Lele sangkuriang sebenarnya bisa dilakukan dalam beberapa kegiatan antara lain pembenihan Lele Sangkuriang, Pembesaran Benih dalam beberapa ukuran dan pembesaran Lele Sangkuriang hingga ukuran konsumsi. Model pembenihan memerlukan indukan Lele Sangkuriang yang berkualitas baik dan memiliki genetik yang baik pula. Usia induk Lele Sangkuriang dan kematangan Gonad sangat penting untuk diperhatikan. Setelah menetas idealnya benih lele sangkuriang dipelihara pada kolam lumpur /sawah yang cukup luas dan tersedia pakan alami.
Seiring dengan meningkatnya permintaan ikan Lele Sangkuriang ukuran konsumsi, ketersediaan benih ikut meningkat pula sehingga diperlukan Budi Daya Benih yang cukup untuk memenuhi permintaan tersebut. Benih yang sudah ditebar pada kolam lumpur/sawah sudah bisa dipanen sebagai benih ukuran 5-7 cm pada usia 30-40 hari.
Bisnis Budi Daya Lele Sangkuriang Untuk Konsumsi
Konon rasa danging Lele sangkuriang memiliki rasa yang lebih enak dan gurih, tak heran permintaannya semakin banyak. Selain rasa yang enak didukung pula dengan pertumbuhannya yang lebih cepat dari Lele Dumbo. Untuk benih yang ditabur pada ukuran 5-8 cm dalam masa pemeliharaan 130 hari sudah bisa dipanen dalam bobot 200 sampai 250 gr/ekor. Biasanya ada Lele Sangkuriang yang memiliki pertumbuhan lebih cepat dari ikan lainnya, secara berkala misalnya satu bulan sekali, Lele Sangkuriang dipisahkan berdasarkan ukurannya. Hal ini dilakukan agar ikan yang pertumbuhannya lebih lambat tidak kalah dalam bersaing mengkonsumsi makanan. Selain itu ikan yang pertumbuhannya cepat bisa dipanen dalam waktu yang lebih cepat.
Pemberian Pakan Lele Sangkuriang
Pada dasarnya Lele Sangkuriang merupakan ikan yang bersifat omnivora.Makanan yang diberikan bisa makanan alami yang bisa diperoleh dari sekitar kolam atau tempat tinggal kita. Pemberian makanan tambahan berupa pellet bisa diberikan jika tidak mau repot mencari makanan alami. Dalam Budi Daya Lele Sangkuriang jumlah besar cara ini lebih praktis dilaksanakan. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Cara menghitungnya dengan mengambil sampel beberapa Lele Sangkuring kemudian ditimbang. Untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pemberian pakan, makanan dicampurkan dengan probiotik. Menurut pengamatan beberapa petani dan peneliti probiotik mampu meningkatkan efisiensi pencernakan makanan sehingga ikan lele menjadi cepat besar dan bobot bertambah.
Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
Nah bagi anda yang yang suka dengan budidaya ikan tak ada salahnya anda mencoba budidaya ikan lele sangkuriang karena prospek bisnisnya sangat bagus.

Pembudidayaan
 Proses pembudidayaan adalah proses pembesaran bibit lele hingga berukuran siap jual berkisar antara 5 cm hingga 12 cm. Setelah anakan dipisahkan ke dalam kolam pendederan, usahakan kolam diberikan pelindung dari tingginya suhu. Biasanya dapat menggunakan penutup plastic atau menggunakan tanaman enceng gondok sebagai tanaman pelindung.
Selain pengaturan suhu kolam, dalam proses pendederan anakan ikan lele sudah boleh diberikan makan. Bisa berupa pakan alami seperti jentik jentik, kutu air, cacing kecil atau plankton yang dapat diberikan saat anakan lele berumur kurang dari 3- 4 hari. Setelah berumur 3 – 4 hari, anakan lele diperbolehkan diberikan makanan buatan dengan kadar protein serta nutrisi yang cukup tinggi. Dengan menambahkan POC NASA yang mengandung mineral penting serta protein dengan dosis  1 – 2 cc / kg pakan yang telah dicampuri sedikit air.
Jika kita menggunakan mesin pencari untuk mempelajari teknik budidaya lele, maka kita akan menemukan banyak sekali artikel yang mengulas tentang teknik budidaya lele. Tulisannya pun beragam dan dibuat dari pengalaman atau penelitian yang dilakukan.